(24) Happiness

420 28 37
                                    



Satu tahun telah berlalu.

.

.

.

“Sudah selesai?” Tanya Chaeyeon saat mendapati pria dengan pakaian serba hitam itu berjalan menghampirinya.

Jungkook hanya mengangguk, terlihat sedih. Chaeyeon memberikan usapan lembut pada lengan Jungkook. “Jangan sedih begitu.”

“Aku sangat merindukan Noona.”

“Dasar anak Noona. Padahal perginya belum ada satu minggu tapi kau sudah merindukannya.”

Tak ada tanggapan, Jungkook hanya menunduk. Dia benar-benar merindukan sang noona.

“Ayo pergi, sekarang ganti antar aku ke makam orang tuaku.”

*

*

*

Jungkook POV

Aku sedang bersandar pada sisi mobil, menunggu Chaeyeon yang sedang menangis di makam orang tuanya. Tadi sih aku menemaninya, kemudian dia menyuruhku pergi. Katanya dia ingin menangis tapi tak ingin aku melihat. Aku pun menurut.

Cukup lama aku menunggu, dia akhirnya datang. Wajah tertunduk, membuatku merasa melihat diriku sendiri. Tadi saat aku keluar dari pemakaman eomma, sepertinya aku juga terlihat seperti itu.

Hei, kenapa masih menangis?” Aku mengusap air matanya.

“Ternyata sudah lama ya, mereka meninggalkanku?”

Aku tersenyum, berharap senyuman ini bisa memberinya kekuatan. “Secara fisik mereka memang meninggalkanmu, tapi mereka tidak benar-benar melakukannya. Mereka masih ada di hatimu kan? Sudah ya, jangan sedih lagi. Mereka juga akan sedih kalau kau sedih.”

Berhasil, senyum Chaeyeon mulai terlihat. “Kau benar.”

“Ayo, sekarang kita jalan-jalan.” Aku membukakan pintu mobil untuk Chaeyeon, kemudian memutari mobil dan mengambil posisi untuk diriku sendiri.

Setahun terakhir ini kegiatanku tak banyak berubah. Kuliah, latihan dengan Bangtan, kadang tampil, kadang juga hanya jalan-jalan dengan Chaeyeon di akhir pekan. Dan akhir pekan ini aku sengaja mengajak Chaeyeon mengunjungi makam eomma-ku sekaligus orang tua dia.

Kegiatan Chaeyeon juga tak banyak berubah, dia masih bekerja di café. Namun hari ini dia mendapat izin untuk seharian penuh. Jadi bisa dibilang hari ini dia tidak akan masuk kerja. Harusnya dia berterima kasih padaku karena telah memintakan izin pada bosnya, tapi dia malah marah-marah pagi tadi. Tak berlangsung lama sih, mungkin dia hanya kesal karena aku sama sekali tak memberi tahu sebelumnya jika sudah memintakannya izin.

Oh iya mengenai Bangtan, grup rahasia itu sekarang tidak lagi rahasia. Para orang tua sudah tahu. Melalui rapat yang berlangsung selama lebih dari dua jam, akhirnya kami semua mendapat jalan tengah. Orang tua sudah memberi izin dengan syarat kami hanya akan tampil untuk menghibur orang-orang di tempat tertentu seperti rumah sakit atau panti asuhan. Kami tidak diizinkan untuk tampil di panggung secara umum. Kami tidak boleh terkenal dan memiliki penggemar. Intinya itu. Walau tetap saja merasa kecewa, tapi tak masalah karena paling tidak kami tetap bisa menghibur orang lain.

“Jadi, kita akan ke mana?” Pertanyaan Chaeyeon menyadarkanku dari fokusku sendiri.

Emmmm…” Aku berpikir. Sebenarnya aku tidak tahu akan mengajak Chaeyeon ke mana. Biasanya di akhir pekan kami hanya akan jalan-jalan di area Seoul yang dekat dengan tempat kerjanya. Namun hari ini dia tidak bekerja, sepertinya tidak masalah kalau mengajaknya pergi agak jauh. “Bagaimana kalau menyusul Noona?”

Love Is Not Over ✔Where stories live. Discover now